Sabtu, 11 November 2017

Pura Malen / Pura Siwa di Pujungan - Tabanan

Di Hari Raya Kuningan ini, kami sekeluarga tidak sempat pulang kampung karena istri masih harus kerja di hari Penampahan Kuningan. Akhirnya kami memutuskan untuk ber 'Kuningan' di rantauan saja. Setelah selesai mebanten di sanggah di rumah, kami memutuskan untuk Ngaturang Sembah Bhakti ke Pura Malen / Pura Siwa yang perada di daerah Pujungan, Tabanan. Pujungan merupakan daerah yang berbatasan lansung dengan Pupuan.


Kami harus menyusuri jalan menanjak di Desa Pujungan menuju ke SMAN 1 Pupuan, dan harus memarkir kendaraan kami di belakang Sekolah ini. Sebenarnya mobil bisa saja naik ke atas ke areal Pura, namun berhubung jalan yang tak sepenuhnya diaspal dan beberapa bagian hanya dibeton, jadi tidak memungkinkan mobil untuk berpapasan.


Jadi kita harus memanfaatkan jasa ojek yang ada disekitar sana. Biaya ojek sekali jalan itu IDR 15,000 dan harus menempuh jalanan terjal menanjak sejauh kurang lebih 3 km. Setelah sampai di areal Pura suasana sepi dan tenang ditambah udara dingin pegunungan, membuat aura religius langsung terasa.

Ada beberapa spot untuk kita bisa melakukan ritual Sembahyang di areal pura ini. Yang pertama adalah Pura Malen, kemudian kami melewati 2 patung serdadu dan meriam, dan kemudian kami melakukan Sembah Bhakti kami yang kedua di Pelinggih Rsi Agung. 


Persembahyangn ketiga kami adalah ke Pelinggih Dewa Siwa yang berada sekitar 100 meter diatas Pelinggih Rsi Agung. Dari Pelinggih Dewa Siwa ini pemandangan dibawah kami tampak begitu indah, ditambah keberadaan Patung Dewa Siwa yang super besar menambah kesan religiusnya. Saat memasuki area Pelinggih, kita diharuskan membuka alas kaki.


Di Pelinggih Dewa Siwa ini kami melakukan Persembahyangan yang dipimpin oleh Jero Mangku yang sekaligus menuntun kami tentang sesari yang diperbolehkan disana haruslah ganjil (contoh: 5,000 / 7,000 / 9,000 dan seterusnya), nanti juga kita diperkenankan untuk menyiramkan susu ke Lingga Yoni Dewa Siwa dan jika berencana untuk melukat kita diharuskan membawa kelungah nyuh Orange, 1 biji per orang.

Di bawah Patung Dewa Siwa setinggi 10 meter ini, terdapat beberapa arca lagi seperti: Lembu Nandini, Dewi Parwati, Dewa Ganesha dan Awatara Budha. Mereka yang melukat dan sudah membawa sarana melukat, pengelukatan akan diadakan di bawah Patung Dewi Parwati.


Ingin rasanya berada lebih lama di tempat ini karena ketenangannya dan suasana pegunungan yang masih begitu alami. Semoga masih diberikan kesempatan untuk lain kali bisa kesini lagi. Semoga artikel ini bermanfaat bagi yang membutuhkan,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar