Kamis, 14 September 2017

Tradisi Megibung di Bali

Tradisi Megibung diperkenalkan oleh Raja Karangasem yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar tahun 1614 Caka atau 1692 Masehi.Tradisi ini dibawa oleh I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem saat menang perang dalam menaklukan kerajaan-kerajaan di Sasak, Lombok.Dahulu, saat prajurit sedang makan, Sang Raja membuat aturan makan bersama dalam posisi melingkar yang dinamakan Megibung.Bahkan, Sang Raja ikut makan bersama dengan para prajuritnya.


Megibung merupakan tradisi yang dimiliki oleh warga Karangasem, yang daerah terletak di ujung timur Pulau Dewata, Bali, Indonesia.Megibung berasal dari kata gibung yang diberi awalan me-.Gibung artinya kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang, yakni saling berbagi antara satu orang dengan yang lainnya. Megibung adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang untuk duduk makan bersama dan saling berdiskusi dan berbagi pendapat.



Kebetulan keluarga kakek kami berasal dari Lebu, Sidemen, Karangasem dan beberapa tradisi dibawa ke lingkungan kehidupan sosial kami di Banjar Karangsari. Banjar kami yang terdiri dari kurang lebih 100an Kepala Keluarga, sebagian besar (80%) merupakan pendatang dari Karangasem.



Setiap ada kegiatan di Banjar ataupun Pura, biasanya kita menggelar acara Megibungan untuk prosesi makannya. Selain untuk memperlakukan kesetaraan, hal ini juga sangat memupuk rasa kebersamaan. Tidak ada yang diperlakukan lebih istimewa ataupun sebaliknya.



Dalam tradisi megibung makanan akan diletakan di tengah lingkaran dan setiap lingkaran akan diisi oleh 6 - 10 orang. Ada juga beberapa orang yang bertugas mempersiapkan dan melayani beberapa permintaan dari peserta megibung. Biasanya tugas ini dilakukan bergilir oleh pejabat Banjar atau oleh kerabat keluarga yang punya acara.



Setelah selesai makan, kita tidak diperbolehkan mengakhirinya sepihak, kita harus menunggu yang lain selesai dahulu, baru kemudian kita bisa berdiri (berhenti makan) bersama - sama. Peraturan seperti ini tak pernah tertulis dalam sebuah aturan, namun semua penduduk sangat taat dan menyadari akan aturan ini. Respect dah buat petugas banjar yang siap siaga melayani kami, buat tambahan kuah, garam + cabai atau nambah nasi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar